Bencana demi Bencana kembali terjadi di Mekkah. Mulai dari:
- Badai Salju
- Badai Debu
- Jatuhnya Crane
- Kebakaran, dll.
Sejak dulu Mekkah itu memang dikenal sebagai kota Suci, Kota Pengampunan sekaligus Penghakiman. Biasanya secara individu. Sayangnya ada yang salah kaprah, salah faham, orang yang merasa banyak dosa justru takut untuk pergi ke sana, karena takut mendapat hukuman dari Tuhan, padahal sebetulnya itu adalah peluang mendapat pengampunan, dan sedikit "dihukum" di dunia itu lebih baik, daripada di hukum di akhirat yang tiada tara tiada ampun. Kalau tahulah dahsyatnya azab Neraka orang itu akan memilih dihukum di dunia, walaupun harus dipotong tangan, atau mati sekalipun daripada hukuman ditangguhkan dan di balas di akhirat.
Tetapi nampaknya peringatan demi peringatan Tuhan itu tidak digubris, dan pergi ke tanah suci, tanah dimana diharamkan segala bentuk kemaksiatan, bukannya semakin baik, semakin takut dengan Tuhan, semakin bertaqwa, itulah haji mabrur namanya, justru sebaliknya yang terjadi. Yang diharapkan ibadah, yang terjadi malah rehlah, atau plesiran, picnic, shopping atau belanja, dan bermegah-megah, riyak yang terjadi. Yang diharapkan atau dikehendaki lain, yang terjadi justru sebaliknya.
Yang diharapkan pulang dari haji, lahirlah orang-orang yang mempunyai semangat pengorbanan yang tinggi, membela bangsa dan agamanya. Justru lahir orang yang sombong riyak, sum'ah, mencintai dunia melebihi cinta terhadap Tuhan, Nabi dan agamanya.
Apalah cara, yang tepat. Maha Bijaksananya Allah menurunkan segala macam peristiwa-demi peristiwa. "Mungkin" dan mudah-mudahan peristiwa demi peristiwa itu menambah lagi keyakinan, bahwa sebenarnya "Tuhan kan Ada?" Jangan sekali-sekali menganggap Tuhan itu tidak tahu atau bodoh terhadap hal Ekonomi atau Politik, naifnya sepertinya hal ini benar-benar terjadi dan sudah berurak akar.
Jadilah Tuhan kep[erluan bermusim saja, waktu sakit baru ingat Tuhan, waktu dapat musibah baru menyebut Allah. selama ini tidak peduli dengan Allah tidak peduli dengan agamanya. Nampak macam pahlawan pembela Agama kononnya. Yang terjadi justru sebaliknya, perusak Agama, mencoreng citra Agama, sebenarnya Penentang Agama.
Itulah nampaknya hikmah dan maksud Tuhan menurunkan bencaran di Haromain (2 Kota Suci). Masih banyak lagi yang lain cari sendiri. Kalau Sebab-sebab lahiriah itu ada-ada saja.