Keras Kepala Agen Angkot di Pasar Raya Padang
Agen angkutan
kota (angkot) di Pasar Raya, Afrimon (35) terkapar bersimbah darah di WC
umum Atom Centre (Matahari Lama), Padang, Kamis (17/3). Ia meregang
nyawa sebelum mendapat perawatan di RS Reksodiwiryo, Ganting.
Berselang dua jam kemudian tersangka Nando (19) menyerahkan diri ke Polsek Padang Selatan. Petugas menjemputnya ke rumahnya di Parupuk, Tabing.
Di hadapan petugas, remaja ini mengaku awalnya ia tengah tidur-tiduran di lantai dua kawasan Atom Center. Belum sempat tertidur, tersangka mendengar keributan yang berasal dari lantai satu. Saat dilihatnya, ternyata ulah Afrimon yang marah-marah sambil memecahkan botol.
Melihat tingkah laku korban tersebut, Nando mencoba melarangnya, karena lokasi itu bersebelahan dengan kedai kopi milik ibunya. “Jangan marah-marah bang, ini kedai orangtua saya,” ujar tersangka yang hanya bisa menundukkan kepala.
Mendengar perkataan itu korban yang biasanya akrab dengannya malah tambah marah. Adu mulut tersebut sempat berhenti lantaran tersangka diperintahkan ibunya untuk kembali ke lantai dua. Untuk berjaga-jaga mengaku mengambil pisau yang terletak di atas lemari di lantai dua.
Saat kembali, tersangka duduk di depan pintu pintu WC. Korban yang saat itu menggunakan motor Honda jenis Mio berwarna biru kembali menghampiri tersangka sambil marah-marah.
Tak tahan dengan prilaku korban, tersangka mengambil pisau yang berada di dalam saku dan menusuk korban beberapa kali. akibat tusukan tersebut korban rubuh bersama motornya dengan darah yang mengucur.
Korban kemudian dilarikan sejumlah sahabat menggunakan becak menuju rumah sakit. Sementara tersangka melarikan diri dengan manaiki angkot warna orange jurusan Lubuk Buaya.
Di perjalanan ia turun dan menelpon pamannya bernama Malus. Ia Diminta Malus menyerahkan diri. Saat tiba di rumah Malus, ternyata tersangka sudah di tunggu petugas dan ia pun di giring ke Polsek Padang Selatan.
Berselang dua jam kemudian tersangka Nando (19) menyerahkan diri ke Polsek Padang Selatan. Petugas menjemputnya ke rumahnya di Parupuk, Tabing.
Di hadapan petugas, remaja ini mengaku awalnya ia tengah tidur-tiduran di lantai dua kawasan Atom Center. Belum sempat tertidur, tersangka mendengar keributan yang berasal dari lantai satu. Saat dilihatnya, ternyata ulah Afrimon yang marah-marah sambil memecahkan botol.
Melihat tingkah laku korban tersebut, Nando mencoba melarangnya, karena lokasi itu bersebelahan dengan kedai kopi milik ibunya. “Jangan marah-marah bang, ini kedai orangtua saya,” ujar tersangka yang hanya bisa menundukkan kepala.
Mendengar perkataan itu korban yang biasanya akrab dengannya malah tambah marah. Adu mulut tersebut sempat berhenti lantaran tersangka diperintahkan ibunya untuk kembali ke lantai dua. Untuk berjaga-jaga mengaku mengambil pisau yang terletak di atas lemari di lantai dua.
Saat kembali, tersangka duduk di depan pintu pintu WC. Korban yang saat itu menggunakan motor Honda jenis Mio berwarna biru kembali menghampiri tersangka sambil marah-marah.
Tak tahan dengan prilaku korban, tersangka mengambil pisau yang berada di dalam saku dan menusuk korban beberapa kali. akibat tusukan tersebut korban rubuh bersama motornya dengan darah yang mengucur.
Korban kemudian dilarikan sejumlah sahabat menggunakan becak menuju rumah sakit. Sementara tersangka melarikan diri dengan manaiki angkot warna orange jurusan Lubuk Buaya.
Di perjalanan ia turun dan menelpon pamannya bernama Malus. Ia Diminta Malus menyerahkan diri. Saat tiba di rumah Malus, ternyata tersangka sudah di tunggu petugas dan ia pun di giring ke Polsek Padang Selatan.
6 Comments
jadi prihatin
ReplyDeleteSama mbak, ini kejadiannya dekat sini ... :)
Deletesaya turut berduka cita,, semoga semua orang yang berada si jalan selamat sampai tujuan semua,, Amin :)
ReplyDeleteAamin, dan yg mendoakan juga dapet keselamatan.
Deleteya tak bisa mengontrol emosi juga gak baik
ReplyDeleteDunia transportasi, dan semuanya sedang dilanda ujian. sangat sulit untuk menahan kesabaran.
Delete