Anak dan menantu almarhumah Iti Rasti Darmini (57), korban meninggal jatuhnya alat berat berupa crane di Masjidil Haram, Mekkah, mengaku terpukul dengan tragedi yang menimpa sang ibu.
Meski demikian, keluarga sudah mengikhlaskan kepergian wanita asal Kuningan itu.
Arbani Sodiq (31), anak kedua Iti, menuturkan, sebelum berangkat ke Tanah Suci, Iti berulang kali mengatakan ingin meninggal di Mekkah.
“Memang bilang ke anak-anaknya ingin meninggal di sana (Mekkah). Jauh-jauh hari sering bilang seperti itu,” ucap Arbani di rumah duka, Jalan Nyampai Nomor 45, RT 002 RW 010, Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (12/9/2015).
Arbani mengatakan, di satu sisi, kejadian tersebut membuat keluarga dirundung duka.
Namun, di sisi lain, keluarga merasa tenang lantaran keinginan terakhir ibunya bisa tercapai.
“Ini kan musibah, namanya musibah sudah takdirnya. Apalagi meninggalnya di Tanah Suci, mungkin mimpi semua orang Islam,” ujarnya.
Dia mengatakan, ibunya merupakan sosok yang religius dan dekat dengan keluarga. Kepada Arbani, Iti sempat berpesan agar ia selalu akur dengan saudaranya.
“Pesan ke anak-anaknya supaya sama saudara akur, saling menjaga,” kenang Arbani.
Santi Widaningsih (25), menantu Iti, juga mengaku sering mendengar mertuanya berucap ingin mengembuskan napas terakhirnya di Tanah Suci.
“Kepada guru mengajinya, mama bilang mau meninggal di sana. Setiap pengajian selalu diulang-ulang,” ujarnya.
Santi yang tinggal serumah dengan Iti mengungkapkan, mertuanya sempat memberikan kabar melalui pesan singkat sekitar seminggu lalu.
Pesan tersebut menjadi kalimat terakhir Iti untuk keluarganya.
“Sempat SMS ke suami, mama bilang lagi di Masjid Nabawi, dan sudah mengunjungi kebun kurma,” kata dia.
Badai pasir dan angin kencang yang melanda Mekkah, Jumat (11/9/2015) petang, mengakibatkan sebuah alat berat berupa crane patah dan menimpa bangunan di kawasan Masjidil Haram.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) 1436 H/2015 Arsyad Hidayat sebelumnya mengatakan, hingga Sabtu pukul 01.00 dini hari waktu Arab Saudi, jumlah anggota jemaah Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa itu tercatat 33 orang.
Dua di antaranya meninggal dunia.
Selain Iti, korban meninggal lain adalah Masnauli Sijuadil Hasibuan dari kloter 009 embarkasi Medan.
Meski demikian, keluarga sudah mengikhlaskan kepergian wanita asal Kuningan itu.
Arbani Sodiq (31), anak kedua Iti, menuturkan, sebelum berangkat ke Tanah Suci, Iti berulang kali mengatakan ingin meninggal di Mekkah.
“Memang bilang ke anak-anaknya ingin meninggal di sana (Mekkah). Jauh-jauh hari sering bilang seperti itu,” ucap Arbani di rumah duka, Jalan Nyampai Nomor 45, RT 002 RW 010, Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (12/9/2015).
Arbani mengatakan, di satu sisi, kejadian tersebut membuat keluarga dirundung duka.
Namun, di sisi lain, keluarga merasa tenang lantaran keinginan terakhir ibunya bisa tercapai.
“Ini kan musibah, namanya musibah sudah takdirnya. Apalagi meninggalnya di Tanah Suci, mungkin mimpi semua orang Islam,” ujarnya.
Dia mengatakan, ibunya merupakan sosok yang religius dan dekat dengan keluarga. Kepada Arbani, Iti sempat berpesan agar ia selalu akur dengan saudaranya.
“Pesan ke anak-anaknya supaya sama saudara akur, saling menjaga,” kenang Arbani.
Santi Widaningsih (25), menantu Iti, juga mengaku sering mendengar mertuanya berucap ingin mengembuskan napas terakhirnya di Tanah Suci.
“Kepada guru mengajinya, mama bilang mau meninggal di sana. Setiap pengajian selalu diulang-ulang,” ujarnya.
Santi yang tinggal serumah dengan Iti mengungkapkan, mertuanya sempat memberikan kabar melalui pesan singkat sekitar seminggu lalu.
Pesan tersebut menjadi kalimat terakhir Iti untuk keluarganya.
“Sempat SMS ke suami, mama bilang lagi di Masjid Nabawi, dan sudah mengunjungi kebun kurma,” kata dia.
Badai pasir dan angin kencang yang melanda Mekkah, Jumat (11/9/2015) petang, mengakibatkan sebuah alat berat berupa crane patah dan menimpa bangunan di kawasan Masjidil Haram.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) 1436 H/2015 Arsyad Hidayat sebelumnya mengatakan, hingga Sabtu pukul 01.00 dini hari waktu Arab Saudi, jumlah anggota jemaah Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa itu tercatat 33 orang.
Dua di antaranya meninggal dunia.
Selain Iti, korban meninggal lain adalah Masnauli Sijuadil Hasibuan dari kloter 009 embarkasi Medan.